Setelah berkunjung ke pulau Selayar, Palabbhuan yang merupakan gerbang pulau Bawean, serta ke pulau Gili Barat yang ada pohon kelapa unik yang bercabang 4, saatnya berkunjung ke tempat favorit dan yang merupakan paling luar biasa versi Rusa. Yup, Tanjung Gaang. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Rusa selalu tak ketinggalan untuk berkunjung ke Tanjung Gaang. Selain karena memang tempatnya yang sangat menarik luar biasa, juga lokasinya yang tak jauh dari di mana aku dikandangkan (kampung di mana Rusa lahir dan dibesarkan). Ya, Tanjung Gaang berada di dusun Somor-Somor Tanjung Kima yang juga masuk di desa Kumalasa, sama seperti kampungku, dusun Kumalabaru.
Tanjung Gaang memang ketaknya tak jauh dari Sangkapura, kurang lebih 8 kilometer. Untuk menuju ke Somor-Somor sangat Rusa sarankan untuk menggunakan sepeda motor, karena jalan menuju ke sana lumayan bikin deg-deg ser dengan tanjakan naik turun, berkelok dan dengan badan jalan yang kecil.  Tapi jangan khawatir, jalan yang bikin deg-deg ser tadi gak lama koq, palingan sekitar 20 menit saja. Maklum lah ya, belum ada pembangunan untuk menuju lokasi-lokasi wisata di Bawean seperti halnya Tanjung Gaang.
Tanjung Gaang Rusa bagi menjadi 3 tempat lokasi yang sangat menarik. Pertama menikmati hamparan tebing karang dari laut dengan menggunakan perahu carteran, yang kedua menikmati  hamparan batu karang yang luas, dengan melihat indahnya air laut, dan yang terakhir adalah pantai Tanjung Kodok yang berada sebelum kita menanjaki batu karang, ketika kita akan ke atas batu karang.

Beginilah pemandangan kalau menggunakan laut. Nah kalau jalan kaki, menggunakan jalan seperti di foto
Dari 2 opsi bentuk perjalanan mencapai Tanjung Gaang, Rusa sarankan untuk menggunakan perahu carteran, karena dengan begitu bisa menikmati semua tempat yang ditawarkan di Tanjung Gaang. Karena kalau kita ke Tanjung Gaang dengan trekking alias jalan kaki, kita hanya akan menikmati pantai Tanjung Kodok dan hamparan batu karang dari atas, kita tidak bisa melihat indahnya tebing karang dari laut.
Menikmati Tebing Karang  dengan Menyusuri Laut
Tanjung Gaang merupakan hamparan batu karang yang sangat luas di atas laut jernih berwarna biru. Jadi pilihan pertama untuk menikmati Tanjung Gaang adalah dengan menyusuri tebing-tebing karang itu dengan naik perahu carteran. Dengan hanya Rp. 50.000 kita bisa membawa rombongan lebih dari 10 orang untuk muter-muter mengelilingi tebing-tebing karang yang kokoh.
Kita akan disuguhi tebing-tebing karang yang indah dan megah luar biasa. Seperti kastil-kastil Yunani kalau boleh sedikit agak berlebihan. Hehehe *diseruduk*. Tapi emang benar koq, tebing-tebingnya ada yang membentuk seperti kokohnya kastil gitu deh.
Sungguh memang luar biasa tebing-tebing dari karang yang kokoh berdiri di atas birunya laut yang jernih. Menyusuri tebing-tebing itu tak henti-henti Rusa berteriak “Masyaallah” “Subhanallah, luar biasa sekali ini…” di sepanjang perahu itu berjalan pelan masuk di antara karang-karang yang kokoh itu. Dan Rusa kejar-kejaran mengabadikan semua sudut dengan kamera yang Rusa bawa, karena perahu dalam keadaan berjalan.
Inilah hasil foto yang kejar-kejaran, antara ingin khusyuk menikmati indahnya pemandangan yang di depan mata, dengan ingin mengabadikan dengan menfoto. Tentunya karena agar bisa memberitahu orang lebih banyak, agar datang ke sini *pamer maksudnya Rus?*.
Tanjung Kodok Bawean
Emang cuma di Lamongan aja yang ada Tanjung Kodok-nya? Hehe *terpaksa sombong*. Batu Kodok yang ada di Bawean tak kalah sama yang ada di Lamongan. Batu karang yang berbentuk menyerupai kodok karena hempasan ombak, yang ada di Bawean ukurannya pun lebih besar koq dibanding yang di Lamongan*diseruduk penggemar Tanjung Kodok Lamongan*.
Tapi menurut cerita, Tanjung kodok yang di Bawean, katanya masih ada hubungannya dengan Tanjung Kodok yang ada di Lamongan, secara Batu Kodok yang di Bawean menghadap ke Lamongan. Menurut cerita sih begitu.
Batu Kodok ini berada di pantai di mana kita akan menemukannya sebelum kita naik menanjaki batu karang, untuk menikmati hamparan batu karang Tanjung Gaang dari atas. Atau jika menggunakan perahu, Tanjung Kodok akan kita temui selepas menikmati hamparan batu karang dari atas, ketika kita akan pulang, dengan cara perahu yang kita carter diminta untuk parkir di sini, ketika menjemput kita.
Menikmati Hamparan Karang yang Luas
Setelah kita puas melihat tebing-tebing karang itu, kita akan menikmatinya dari atas. Untuk menikmatinya kita akan sedikit kerja keras dengan menanjaki karang-karang yang membutukan ekstra hati-hati. Karena karang-karang yang tajam dan berlubang itu siap menusuk jika kita salah pijak.
Sekitar 15 menit naik menanjaki karang, kita langsung akan disuguhi hamparan batu karang yang subhanallah luar biasa indahnya. Kita akan melihat hamparan karang, pemandangan laut dan ikan yang menari-nari .
Banyak saran untuk menggunakan sepatu ketika menanjaki karang-karang, tapi karena Rusa udah biasa, jadinya menggunakan sandal japit tidak terlalu masalah.
Di hamparan batu karang yang luas, tapi yang menghadap hutan
Di sisi sebelah kiri, membelakangi perkampungan Somor-Somor
Pemandangan hamparan batu karang yang menakjubkan, birunya warna air laut yang dilihat dari atas batu karang, sangat membayar kerja keras melewati batu karang yang berlubang dan tajam itu. Apalagi bisa mengabadikan berfoto di atas tebing-tebing karang yang sangat unik, itu rasanya sulit untuk tidak berkata “Aku ingin menceritakan pengalaman yang luar biasa ini kepada teman-teman yang lain”. Ingin pamer gitu maksudnyaaa *diseruduk massa*.
Apa yang seru dilakukan di tanjung Gaang selain foto-foto? Hehe. Apalagi kalau bukan bakar-bakar ikan? Hehe. tapi sayangnya pas Rusa mudik kemaren, lagi musim sulit mendapatkan ikan, alhasil Rusa dan teman-teman membakar ayam kampung saja. Untuk rombongan 5 Pengajar Muda (periode 1, minus Lintang), Rusa dan 2 temam Rusa, serta 1 bapak yang punya perahu, 2 ekor ayam cukup lah.  Tapi disarakan jika teman-teman melakukan “ritual” bakar-bakar, agar diusahakan tidak merusak hamparan karang yang indah ya, karena Rusa melihat ada beberapa karang yang rusak karena bekas “ritual” bakar-bakar.
Eh lupa, di tanjung Gaang bisa koq kalian berenang atau snorkling, tapi harus bawa alat sendiri ya, karena di Bawean tidak jasa menyewakan alat-alat untuk snorkling *huwaa peluang bisnis ini*.
Ada yang menyedihkan yang Rusa dapatkan saat berkunjung ke Tanjung Gaang, yaitu melihat tebing-tebing karang yang indah itu ada yang merusaknya. Ada yang mencuri, batu karang kebanggaan Rusa itu. Ahh, sayang sekali. Begini kalau merasa tidak memiliki dan ingin menjaga bersama. Semoga masyarakat setempat bisa ikut menjaga, dan melaporkan jika melihat ada oknum yang sedang merusak batu karang dan ingin mengambil batu marmer yang terdapat di sana.

















Tidak ada komentar:
Posting Komentar