Pages

Sabtu, 06 Oktober 2012

Mekanisme salinitas yang terjadi pada pembentukan es


TUGAS – 2
OSEANOGRAFI  FISIKA

Nama : Destri Rizki.A
Nim : 08101005043

Soal :
1.      Bagaimana mekanisme terbentuknya es di salinitas <24,7 o/oo dan >24,7 o/oo?
2.   Kenapa air pada dasar palung tidak pernah membeku padahal sinar matahari hanya mengenai bagian permukaan air saja?
3.      Di daerah mana saja yang bisa mengubah kekonstanan komposisi air laut?
4.      Konsentrasi K + diperairan dengan S = 36 o/oo adalah 0,011 x 36 o/oo.
a.       (i) Berapa konsentrasi K + jika salinitas naik menjadi 40?
(ii) Berapa konsentrasi K + jika salinitas turun ke 25?
b.      Apa yang terjadi untuk rasio K + air laut untuk kasus-kasus (i) dan (ii) pada soal (a)?

Jawab :
1.                    Densitas air laut bergantung pada temperatur (T), salinitas (S) dan tekanan (p). Kebergantungan ini dikenal sebagai persamaan keadaan air laut (Equation of State of Sea Water): ρ = ρ(T,S,p).
Penentuan dasar pertama dalam membuat persamaan di atas dilakukan oleh Knudsen dan Ekman pada tahun 1902. Pada persamaan mereka, ρ dinyatakan dalam g cm-3. Penentuan dasar yang baru didasarkan pada data tekanan dan salinitas dengan kisaran yang lebih besar, menghasilkan persamaan densitas baru yang dikenal sebagai Persamaan Keadaan Internasional (The International Equation of State, 1980). Persamaan ini menggunakan temperatur dalam oC, salinitas dari Skala Salinitas Praktis dan tekanan dalam dbar (1 dbar = 10.000 pascal = 10.000 N m-2). Densitas dalam persamaan ini dinyatakan dalam kg m-3. Jadi, densitas dengan harga 1,025 g cm-3 dalam rumusan yang lama sama dengan densitas dengan harga 1025 kg m-3 dalam Persamaan Keadaan Internasional. 
Densitas bertambah dengan bertambahnya salinitas dan berkurangnya temperatur, kecuali pada temperatur di bawah densitas maksimum. Densitas air laut terletak pada kisaran 1025 kg m-3 sedangkan pada air tawar 1000 kg m-3. Para oseanografer biasanya menggunakan lambang σt (huruf Yunani sigma dengan subskrip t, dan dibaca sigma-t) untuk menyatakan densitas air laut. dimana σt = ρ - 1000 dan biasanya tidak menggunakan satuan (seharusnya menggunakan satuan yang sama dengan ρ). Densitas rata-rata air laut adalah σt = 25. Aturan praktis yang dapat kita gunakan untuk menentukan perubahan densitas adalah: σt berubah dengan nilai yang sama jika T berubah 1oC, S 0,1, dan p yang sebanding dengan perubahan kedalaman 50 m. 
Densitas maksimum terjadi di atas titik beku untuk salinitas di bawah 24,7 dan di bawah titik beku untuk salinitas di atas 24,7. Hal ini mengakibatkan adanya konveksi panas.
• S < 24.7 : air menjadi dingin hingga dicapai densitas maksimum, kemudian jika air permukaan menjadi lebih ringan (ketika densitas maksimum telah terlewati) pendinginan terjadi hanya pada lapisan campuran akibat angin (wind mixed layer) saja, dimana akhirnya terjadi pembekuan. Di bagian kolam (basin) yang lebih dalam akan dipenuhi oleh air dengan densitas maksimum. • S > 24.7 : konveksi selalu terjadi di keseluruhan badan air. Pendinginan diperlambat akibat adanya sejumlah besar energi panas (heat) yang tersimpan di dalam badan air. Hal ini terjadi karena air mencapai titik bekunya sebelum densitas maksimum tercapai.

2.                    Menurut  teori Archimedes yang mengatakan bahwa zat yang memiliki massa jenis lebih kecil dari air akan mengapung di permukaan air, zat yang memiliki massa jenis sama dengan massa jenis air akan melayang di air dan zat yang memiliki massa jenis lebih besar dari air akan tenggelam didasar air.
Air biasa mengalami anomali sehingga berat jenis air terkecil bukan pada suhu nol derajat Celsius, melainkan pada suhu 4 derajat Celcius. Akibat anomali air lapisan es pasti berada dipermukaan air (karena lebih ringan dari yang suhunya dibawah 4 derajat Celsius), ini sangat bermanfaat untuk mengisolasi air dari suhu udara (diatasnya) sehingga dibawah permukaan es masih terdapat air dalam keadaan cair. Semakin lama lapisan es semakin tebal, tetapi dibawahnya masih terdapat air dalam keadaan cair yang sangat dibutuhkan oleh makluk hidup.
Air di bawah permukaan tidak dapat membeku  karena adanya panas bumi sehingga suhu di dasar laut belum tentu lebih rendah dari permukaan air laut dan air yang terdapat di dasar atau di bawah permukaan bersifat tetap suhunya sehingga tidak terpengaruh oleh air di permukan yang menjadi es.

3.      Daerah yang bisa mengubah kekonstanan komposisi air laut, yakni :
a.       Laut-laut tertutup seperti estuaria dan daerah lain terdapat aliran sungai yang besar yang mengandung lebih sedikit total garam terlarut dari air laut dan mempunyai rasio ion yang berbeda.
b.      Cekungan atau fjord dan daerah lain dimana sirkulasi dasar sangat terbatas, misalnya dengan keberadaan sill (batas sub permukaan) di mulut cekungan akan menghadang komunikasi bebas antara air dasar dan air laut ber oksigen di luarnya. Dalam kasus-kasus tersebut, hancuran bakteri (oksidasi) dari bahan organik di dasar air sehingga menyebabkan kekurangan oksigen terlarut yang cukup parah hingga terjadi kekurangan total yang disebut anoksik atau anaerobik. Anion sulfat digunakan sebagai sumber alternatif oksigen oleh organisme mikro.
c.       Daerah yang luas, hangat dan dangkal seperti Bahama Banks yang dicirikan oleh presipitasi biologi kalsium karbonat yang sangat aktif secara kimiawi dan/atau biologi menyebabkan perubahan yang signifikan pada rasio Ca2+ terhadap salinitas total.
d.      Daerah-daerah yang terjadi pemekaran dasar laut dan aktivitas vulkanik aktif bawah laut dimana air laut panas bersirkulasi di kerak samudra. Rasio ion dalam larutan hidrotermal sangat berbeda dari air laut yang normal, yang menghasilkan percampuran dengan air laut mempunyai ciri elemen utama: rasio-rasio salinitas.
e.       Di dalam sedimen dasar laut dimana air pori yang turut dalam berbagai reaksi di dalam partikel sedimen pada saat kompaksi setelah sedimen diendapkan. Reaksi tersebut muncul sebagai diagenesis dan menyebabkan perubahan rasio ion yang cukup berarti.



4.       


a.         (i) Konsentrasi K + diperairan dengan S = 40 o/oo adalah 0,011 x 40 o/oo  K+ =  0,44 o/oo.
(ii)  Konsentrasi K + diperairan dengan S = 25 o/oo adalah 0,011 x 25o/oo K+ = 0,275 o/oo.
b.      Dalam air permukaan lautan, kisaran salinitas adalah 33-37 tetapi bila paparan-paparan laut dan kondisi lokal kisaran melebar menjadi 28-40 atau lebih. Air Payau mempunyai salinitas kurang dari 25 sementara air hipersalin lebih besar dari 40.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Tugas Oseanografi. http://blog.ub.ac.id/arqi/2012/03/01/tugas-oseanografi-fpik-ub/ Diakses pada tanggal 05 Oktober 2012 pukul 12.14 WIB.
Ekman dan Knudsen. Sifat Fisik Air Laut. http://geoenviron.blogspot.com/2012/04/sifat-fisik-air-laut.html Diakses pada tanggal 05 Oktober 2012 pukul 12.12 WIB.
Stewart RH. 2002. Introduction to Physical Oceanography. Departmen of Oceanography Texas Texas : A & M University.
Supangat, Agus dan Susanna. 2007. Oseanografi Fisik (BRKP). Jakarta : BRKP
Tomczak, M, An Introduction to Physical Oceanography




Tidak ada komentar:

Posting Komentar