Pages

Selasa, 17 Desember 2013

Cruise Track (Akuskel)

BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang Rancangan survei akustik adalah rencana cruise track yang perlu dipertimbangkan untuk keberhasilan survei itu sendiri. MacLennan dan Simmonds (1992), memaparkan beberapa prosedur dalam mendesain rencana survei akustik yaitu: 
1) Mendefinisikan area geografis yang diteliti dan menentukan prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengatur cakupan wilayah selama survei; 
2) Menghitung sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencangkup seluruh area survei dengan memperhatikan luas daerah yang disurvei; 
3) Menghitung waktu yang tersedia untuk survei dengan mempertimbangkan keleluasaan aktivitas lain seperti kegiatan penangkapan ikan; dan 
4) Merencanakan panjang cruise track pada peta, dipastikan bahwa sampel yang representatif dikumpulkan dari semua bagian area sepanjang wilayah penelitian. 

Menurut MacLennan dan Simmonds (1992), ada empat pola cruise track yang digunakan dalam survei hidroakustik (Gambar 5) yaitu systematic parallel transect, systematic trianguler transect, completely random design dan partly random design. Kabupaten Pesawaran adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Indonesia. Kabupaten ini diresmikan pada tanggal 2 November 2007 berdasarkan UU Nomor 33 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Pesawaran. Semula kabupaten ini merupakan bagian dari Kabupaten Lampung Selatan. Daerah ini kaya akan sumberdaya alam pertanian, perkebunan dan kehutanan. 
Secara umum memiliki iklim hujan tropis sebagaimana iklim Provinsi Lampung pada umumnya, curah hujan per tahun berkisar antara 2.264 mm sampai dengan 2.868 mm dan hari hujan antara 90 sampai dengan 176 hari/tahun. Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Pesawaran di Provinsi Lampung, maka wilayah administrasi Kabupaten Pesawaran mempunyai batas-batas sebagai berikut: 
• Utara : berbatasan dengan Kecamatan Kalirejo, Kecamatan Bangunrejo, Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah; 
• Selatan : berbatasan dengan Teluk Lampung Kecamatan Kelumbayan dan Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus; 
• Timur : berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, Kecamatan Kemiling dan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung; 
• Barat : berbatasan dengan Kecamatan Adiluwih, Sukoharjo, Gadingrejo, dan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu. 
Dengan posisi geografis yang demikian, maka Kabupaten Pesawaran merupakan daerah penyangga Ibukota Provinsi Lampung. Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Pesawaran adalah 1.173,77 km2 atau 117.377 Ha dengan Kecamatan Padang Cermin sebagai kecamatan terluas, yaitu 31.763 Ha. Dari luas keseluruhan Kabupaten Pesawaran tersebut, 13.121 Ha digunakan sebagai lahan sawah, sedangkan sisanya yaitu 104.256 Ha merupakan lahan bukan sawah dan lahan bukan pertanian. Jenis penggunaan lahan sawah yang terbanyak adalah irigasi tehnis dengan dua kali penanaman padi dalam setahun. Sedangkan jenis penggunaan lahan bukan sawah yang terbanyak adalah hutan negara. Kabupaten Pesawaran terdiri atas 37 (tiga puluh tujuh) pulau. 
Tiga pulau yang terbesar adalah Pulau Legundi, Pulau Pahawang, dan Pulau Kelagian. Kabupaten Pesawaran juga mempunyai beberapa gunung yaitu Gunung Ratai di Kecamatan Padang Cermin dan yang tertinggi adalah Gunung Pesawaran di Kecamatan Kedondong dengan ketinggian 1.662 m. Sungai terpanjang di Kabupaten Pesawaran adalah Way Semah, dengan panjang 54 km dan daerah aliran seluas 135,0 km2. Sedangkan aliran sungai-sungai kecil diantaranya Way Penengahan, Way Kedondong, Way Kuripan, Way Tahala, Way Tabak, Way Awi, Way Padang Ratu, Way Ratai, dan lain-lain. 

 1.2 Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah mahsasiwa mampu memahami prinsip dari rancangan survei 

 1.3. Manfaat Praktikum Manfaat yang didapat dari praktikum ini mahasiswa mampu menetukan jalur pelayaran sendiri sesuai kondisi wilayah suatu perairan. 


BAB II TINJAUAN PUSTAKA 
Maclennan dan Simmond (1992) menjelaskan ada empat pola cruise track yang digunakan dalam survei hidroakustik yaitu lintasan paralel, lintasan zigzag, lintasan seri, dan lintasan campuran 

Gambar 2.1. Pola cruise track (Maclennan dan Simmond, 1992) Keterangan: 
a. Lintasan paralel 
b. Lintasan zigzag
c. Lintasan seri  
d. Lintasan campuran 

Dalam penelitian dengan metode akustik, penentuan jalur penelitian (desain survei) sangat menentukan keberhasilan dalam pengambilan data di lapangan. Pembuatan jalur penelitian ditentukan beberapa pertimbangan antara lain: 
a) Biaya 
b) Lokasi penelitian 
c) Keberadaan sumberaya ikan 
d) Waktu Penentuan 

Panjang lintasan dapat dihitung berdasarkan persamaan Johannesson dan Metson (1983) yaitu: 
V x te x d = Np x Lp + (Np-l)s = k 
Keterangan : 
V = kecepatan kapal 
Te = waktu layar aktual kapal pada kecepatan 
V d = lama hari survei (hari) 
Np = jumlah parallel trek (transek)
L = panjang empat persegi area survei ( nautical miles) 
S = jarak spasi trek (nautical miles)
Lp = panjang trek paralel (nautical miles) 
K = Panjang dari titik awal hingga titik akhir 

Jika diasumsikan bahwa: 
(Np - l) = Np maka (Np x Lp) + (Np x S) = K dan Np x S = L atau Np ≈ L / S maka K = L (1 + Lp / S) 
Bila jalur penelitian berbentuk continous paralel, maka: Cruise track dibuat berbentuk sistematik sejajar (paralel) dengan jarak antar leg sekitar 30 mil laut. Menurut MacLennan dan Simmonds (1992) bahwa jika salah satu tujuan dari survei adalah untuk distribusi ikan, maka transek dengan jarak yang sama atau sejajar (parallel grid) adalah lebih baik digunakan karena upaya penyamplingan distribusi akan merata pada area yang diteliti. Ditetapkan 5 leg dan 4 antar leg pada cruise track paralel yang digunakan, dan penentuan elementary sampling distance unit (ESDU) untuk perekaman data akustik ditetapkan sepanjang 1 nautical mile (nmi), sedangkan untuk pengukuran data oseanografi ditetapkan 16 stasiun pengukuran. Sebelum melakukan cruise seluruh instrumen akustik dan instrumen oseanografi harus dikalibrasi, dan stasiun untuk sampling faktor-faktor oseanografi pada sepanjang transek harus terlebih dahulu ditentukan dan ditandai pada peta pelayaran, sehingga pada saat melakukan pengukuran mudah diketahui dengan menggunakan kompas dan GPS. BAB III 

BAB III METODOLOGI 

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Oktober 2013 pukul 13.30 WIB. Bertempat diruang laboratorium Akustik, jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya. 

 3.2. Alat dan Bahan 
1. Peta ukuran A3 
2. Penggaris 
3. Kalkulator 
4. Pensil 

DAFTAR PUSTAKA 

Arnaya IN. 1991. Akustik Kelautan : Diktat Kuliah Akustik Kelautan. Maret 1991 : 5-6 http://blog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/MATERI-AKUSTIK-KELAUTAN.pdf. [6 Oktober 2013] Maclennan, Simmonds. 1992. Akustik Kelautan : Diktat Kuliah Akustik Kelautan. Maret 1991 : 11-14 http://blog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/MATERI-AKUSTIK-KELAUTAN.pdf. [6 Oktober 2013] Tim Penyusun. 2013. Modul Praktikum Akustik Kelautan. Inderalaya : Universitas Sriwijaya. 12 hal Urick. 1983. Akustik Kelautan : Diktat Kuliah Akustik Kelautan. Maret 1991 : 5-6 http://blog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/MATERI-AKUSTIK-KELAUTAN.pdf. [6 Oktober 2013]

3 komentar:

  1. TUlisannya bagus. namun harus dirapihkan lagi.

    tetap semangat.
    ikuti juga blog saya yah
    http://ulilamrimarinesblog.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. terima kasih kak wiwin cantik, tulisannya membantu proposal kerja praktek elsy hohoho *kiss

    BalasHapus